
TDS (Total Dissolved Solids): Mengetahui Kapan Air Kolam Terlalu “Kotor” – Apa Itu TDS dan Mengapa Penting untuk Kualitas Air Kolam? Air kolam yang tampak jernih belum tentu bersih. Banyak kolam renang atau kolam ikan terlihat bening di permukaan, padahal kandungan zat terlarut di dalamnya sudah tinggi. Salah satu indikator penting untuk menilai kebersihan air kolam adalah TDS (Total Dissolved Solids), atau total padatan terlarut.
TDS menggambarkan jumlah total zat padat yang terlarut dalam air, seperti garam mineral, logam, bahan kimia, sisa sabun, kotoran organik, dan residu klorin. Semua partikel ini tidak terlihat dengan mata telanjang, tetapi dapat memengaruhi kejernihan, bau, rasa, dan bahkan keseimbangan kimiawi air.
Satuan TDS biasanya diukur dalam ppm (parts per million), yang menunjukkan berapa banyak partikel padat terlarut dalam satu juta bagian air. Dalam konteks kolam renang atau kolam ikan, angka TDS ideal menjadi faktor penting untuk memastikan air tetap sehat bagi manusia maupun makhluk hidup di dalamnya.
Untuk kolam renang, nilai TDS yang disarankan biasanya tidak lebih dari 1500 ppm. Sedangkan untuk kolam ikan, kisaran aman tergantung jenis ikan, tetapi rata-rata idealnya antara 300–600 ppm. Jika nilai TDS terlalu tinggi, itu berarti air mengandung terlalu banyak bahan terlarut — tanda bahwa sudah waktunya dilakukan penggantian atau perawatan air.
Kenaikan TDS bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti penambahan bahan kimia (klorin, soda ash, atau algaecide), keringat dan air hujan yang masuk ke kolam, serta residu dari peralatan pembersih. Semakin lama air tidak diganti, semakin banyak zat terlarut yang menumpuk. Akibatnya, kualitas air akan menurun dan menyebabkan masalah seperti:
- Air terasa “berat” atau lengket di kulit.
- Klorin menjadi kurang efektif dalam membunuh bakteri.
- Timbul kerak di dinding dan dasar kolam.
- Air menjadi buram meskipun disaring secara rutin.
Dengan memahami konsep TDS, pemilik kolam bisa mencegah air menjadi terlalu “kotor” sebelum terlihat kotor secara visual.
Cara Mengukur dan Mengontrol TDS di Kolam
Mengukur TDS kini sangat mudah dilakukan, bahkan oleh pemilik kolam rumahan. Alat yang digunakan disebut TDS meter, berbentuk seperti pena digital yang bisa langsung dicelupkan ke air. Hasil pengukuran muncul dalam hitungan detik, menampilkan angka TDS dalam ppm.
Langkah penggunaannya sederhana:
- Nyalakan alat TDS meter.
- Celupkan ujung sensor ke dalam air kolam hingga batas yang ditentukan.
- Tunggu beberapa detik hingga angka stabil.
- Catat hasil pengukuran.
Jika hasil menunjukkan angka lebih dari batas ideal (misalnya >1500 ppm untuk kolam renang), artinya kadar padatan terlarut sudah terlalu tinggi. Tindakan selanjutnya adalah mengganti sebagian air kolam, biasanya sekitar 25–50% dari total volume. Setelah itu, lakukan pengujian ulang hingga hasil kembali normal.
Namun, penggantian air bukan satu-satunya cara untuk menjaga TDS tetap rendah. Beberapa langkah berikut bisa membantu menjaga kestabilan kualitas air kolam:
- Gunakan bahan kimia sesuai dosis.
Jangan menambahkan klorin atau bahan penyeimbang secara berlebihan. Kelebihan zat kimia justru meningkatkan TDS dan membuat air sulit dikontrol. - Rutin melakukan penyaringan dan pembersihan.
Pastikan filter kolam berfungsi baik dan dibersihkan secara berkala. Sistem filtrasi yang efisien dapat mengurangi partikel padat sebelum larut dalam air. - Kurangi kontaminasi eksternal.
Minta pengguna kolam untuk mandi sebelum berenang agar kotoran, sabun, atau minyak tubuh tidak ikut masuk. Untuk kolam ikan, hindari pemberian pakan berlebih yang dapat meninggalkan sisa di dasar air. - Gunakan air sumber yang bersih.
Air dari sumur atau PDAM bisa memiliki TDS yang berbeda. Sebelum mengisi kolam, sebaiknya uji dulu air sumbernya agar bisa menyesuaikan perlakuan kimia yang diperlukan. - Gunakan sistem reverse osmosis (RO) jika memungkinkan.
Bagi kolam besar atau komersial, memasang sistem penyaring RO bisa sangat efektif untuk menurunkan TDS dengan memisahkan zat terlarut dari air bersih secara berkelanjutan.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa TDS tidak sama dengan kekeruhan (turbidity). Air bisa saja terlihat jernih tetapi memiliki TDS tinggi karena partikel terlarut tidak memengaruhi warna air. Sebaliknya, air yang keruh bisa memiliki TDS rendah bila partikel padatnya belum larut. Karena itu, pengujian rutin dengan TDS meter tetap menjadi kunci utama untuk mengetahui kondisi air sebenarnya.
Frekuensi pengukuran juga disesuaikan dengan penggunaan kolam. Untuk kolam renang pribadi, cukup diukur setiap dua minggu sekali. Sedangkan untuk kolam umum atau kolam ikan padat tebar, sebaiknya setiap minggu agar bisa cepat mendeteksi perubahan kualitas air.
Jika TDS terus meningkat meskipun sudah dilakukan penggantian air dan penyaringan rutin, kemungkinan ada faktor penyebab tambahan seperti endapan mineral dari sumber air keras atau penggunaan bahan kimia yang tidak cocok. Dalam kasus seperti ini, disarankan berkonsultasi dengan teknisi kolam atau ahli kimia air untuk menemukan solusi jangka panjang.
Menjaga TDS dalam batas normal tidak hanya membuat air kolam tampak lebih bersih, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan efisiensi perawatan. Klorin dan bahan kimia lainnya akan bekerja lebih optimal, dinding kolam tidak cepat berkerak, dan pompa air lebih tahan lama karena tidak tersumbat endapan mineral.
Kesimpulan
Mengetahui nilai TDS (Total Dissolved Solids) adalah langkah penting untuk menjaga kualitas air kolam, baik kolam renang maupun kolam ikan. Meski tidak terlihat secara kasat mata, zat-zat terlarut yang menumpuk di dalam air dapat mengurangi efektivitas bahan kimia, menimbulkan kerak, dan bahkan mengancam kesehatan penggunanya.
Dengan memahami cara mengukur dan mengontrol TDS, pemilik kolam dapat mengetahui kapan air sudah terlalu “kotor” dan perlu diganti. Penggunaan TDS meter, perawatan filter, serta pengaturan dosis bahan kimia yang tepat akan membantu menjaga air tetap jernih, sehat, dan nyaman digunakan.
Pada akhirnya, menjaga TDS bukan hanya soal angka di alat ukur, tetapi juga tentang memastikan keseimbangan alami air agar tetap aman dan menyenangkan. Jadi, jika Anda ingin kolam Anda tetap bersih, segar, dan awet tanpa masalah teknis di kemudian hari, pastikan nilai TDS selalu berada dalam batas idealnya.